KESENIAN
Desa Krikilan memiliki beragam kesenian daerah yang telah ada sejak jaman dahulu dan masih dilestarikan oleh masyarakat setempat, seperti :
Gejog Lesung
Salah satu kesenian yang cukup terkenal di desa-desa Kawasan Sangiran termasuk kesenian di Desa Krikilan adalah kesenian gejog lesung. Kesenian yang tradisional ini berupa alunan musik dari pukulan alu kayu ke lesung sambil diiringi tetembangan dan tari-tarian. Musik tradisional ini biasa dimainkan oleh para ibu-ibu desa untuk menghilangan rasa lelah dan dijadikan sarana untuk bersenang-senang bersama. Dahulu, lesung biasa dimainkan saat pasca panen untuk menguliti gabah padi dan beras kemudian membuat tepung. Kegiatan ini biasanya melibatkan ibu-ibu desa dengan jumlah sekitar 10 orang. Setelah mereka selesai dengan pekerjaannya dalam membuat gabah menjadi beras, mereka memainkannya untuk menghibur diri. Namun kini hanya dimainkan ketika ada pementasan saja.
Para ibu-ibu saat pentas menggunakan pakaian tradisional berupa kebaya lurik dan jarik. Posisi pemain lesung ada sekitar 3-4 orang dan sisanya 5 orang akan menari mengikuti ketukan dari personil lainnya yang memainkan lesung. Lagu-lagu yang dimainkan dalam gejog lesung ini biasanya merupakan tembang dolanan.
Tembang Dolanan
Tembang atau lagu tradisional masih dikenal dan dilestarikan oleh warga Desa Krikilan. Lagu ini biasanya menggunakan bahasa Jawa dan memiliki alur cerita serta pesan moral di dalamnya.
Beberapa tembang tradisional yang masih dikenal di daerah ini adalah Cublak-Cublak Suweng, Paman Dublang, dan Ebo. Paman Dublang menceritakan tentang cara mengajari anak kecil untuk menanam dan membedakan tanaman yang baik dan buruk (beracun). Lewat tembang tradisional ini, anak-anak dikenalkan pada jenis tanaman yang dapat memabukkan. Sedangkan Ebo merupakan lagu tradisional yang tidak dapat dimaknai secara gamblang. Tembang tradisional sebenarnya juga merupakan jenis dolanan tradisional yang mengandung filosofi mendalam seperti kerja sama, kebersamaan, dan kekompakan.